Rabu, 21 Maret 2012

IMAN KEPADA PARA MALAIKAT



IMAN KEPADA PARA MALAIKAT

Malaikat adalah makhluk ghaib yang selalu beribadah kepada Allah I. Malaikat sama sekali tidak memiliki keistimewaan rububiyah dan uluhiyah. Allah menciptakannya dari cahaya, lalu memberikan kekuatan yang sempurna kepada mereka untuk tunduk dan selalu melaksanakan ketaatan kepada-Nya.
Allah I berfirman:
                     
 “… dan Malaikat yang ada di sisi-Nya, mereka tidak angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak (pula) merasa letih, mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (QS. Al Anbiya’: 19-20).
Jumlah Malaikat sangat banyak, tidak ada yang dapat menghitungnya, kecuali Allah. Dalam hadits Bukhari dan Muslim diriwayatkan dari Anas t tentang kisah isra-mi’raj bahwa Allah telah memperlihatkan Al-Baitul Ma’mur yang ada di langit kepada Nabi r. Di dalamnya selalu ada 70.000 Malaikat yang setiap hari melakukan shalat. Siapa yang keluar dari tempat itu, tidak kembali lagi.



Iman kepada Malaikat mencakup empat hal:
1.    Mengimani wujud (keberadaan) mereka.
2.    Mengimani mereka yang kita kenali nama-namanya, seperti Jibril, dan juga mengimani secara global Malaikat yang tidak kita kenal nama-namanya.
3.    Mengimani sifat-sifat mereka yang kita kenali, seperti sifat bentuk Jibril, sebagaimana yang pernah dilihat Nabi r, ia memiliki 600 sayap yang menutupi  ufuk.
Malaikat bisa saja menjelma menyerupai seorang laki-laki, seperti yang pernah terjadi pada Malaikat Jibril tatkala Allah I mengutusnya kepada Maryam. Jibril menjelma jadi seorang manusia yang sempurna. Demikian pula ketika Jibril datang kepada Nabi r, sewaktu beliau sedang duduk di tengah-tengah para sahabatnya. Jibril datang dengan bentuk seorang lelaki yang berpakaian sangat putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat tanda-tanda dia baru saja melakukan perjalanan jauh, namun tidak seorangpun yang mengenalinya. Jibril duduk di dekat Nabi r, menyandarkan kedua lututnya ke lutut Nabi, dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua paha nabi. Ia bertanya kepada Nabi r tentang Islam, iman, ihsan, hari kiamat, dan tanda-tandanya, setelah tidak di situ lagi, barulah Nabi r menjelaskan kepada para sahabatnya, “itu adalah Jibril yang datang untuk mengajarkan kalian tentang agama kalian.” (HR.Muslim)
Demikian halnya dengan para Malaikat yang diutus kepada Nabi Ibrahim dan Luth `alaihimassalam. Mereka mejelma dalam bentuk laki-laki.
4.    Mengimani tugas-tugas yang diperintahkan Allah kepada mereka yang sudah kita ketahui, seperti selalu bertasbih, dan beribadah kepada Allah I siang dan malam tanpa merasa lelah dan jemu.
Diantara mereka ada yang mempunyai tugas-tugas tertentu, misalnya :
1.    Malaikat Jibril yang dipercayakan menyampaikan wahyu kepada para Nabi dan Rasul.
2.    Malaikat Mikail yang diserahi tugas menurunkan hujan dan menumbuhkan tanaman.
3.    Malaikat Israfil yang diserahi tugas meniup sangkakala di hari kiamat dan di hari kebangkitan makhluk.
4.    Malaikat Maut yang diserahi tugas mencabut nyawa orang.
5.    Malaikat Malik yang diserahi tugas menjaga neraka.
6.    Para Malaikat yang diserahi tugas yang berkaitan dengan janin dalam rahim, ketika janin berumur empat bulan di dalam kandungan, Allah I mengutus Malaikat untuk meniupkan ruh dan menyuruh untuk menulis rezki, ajal, amal, derita dan bahagianya.
7.    Para Malaikat yang diserahi tugas menjaga dan menulis semua perbuatan manusia. Setiap orang dijaga oleh dua Malaikat, yang satu pada sisi kanan dan yang satunya lagi pada sisi kiri.
8.    Para Malaikat yang diserahi tugas menanyai mayat. Bila mayat sudah dimasukkan ke dalam kuburnya, maka akan datanglah dua malaikat yang bertanya kepadanya tentang; Rabb, agama dan Nabinya.

Buah iman kepada Malaikat.
1.Mengetahui keagungan Allah, kekuatan dan kekuasan-Nya. Karena kebesaran makhluk pada hakikatnya menunjukkan keagungan sang (khaliq) Pencipta.
2.Syukur kepada Allah I atas perhatian-Nya terhadap manusia sehingga menugasi Malaikat untuk memelihara, mencatat amal-amal dan berbagai kemaslahatannya yang lain.
3.Cinta kepada para Malaikat karena ibadah yang mereka lakukan kepada Allah I.
sekelompok orang sesat mengingkari keberadaan Malaikat, mereka mengatakan bahwa Malaikat ibarat “kekuatan kebaikan” yang terpendam pada diri makhluk, kelompok ini berarti tidak mempercayai kitabullah, sunnah Rasul, dan ijma’ (konsensus) umat Islam. 


Allah berfirman:
               
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat.” (QS. Fathir: 1).
Allah berfirman:
               
“Kalau kamu melihat ketika para Malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata),“Rasakan olehmu siksa neraka yang membakar.” (QS. Al-Anfal: 50)
Allah berfirman:
              
“…alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para Malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata) , “Keluarlah nyawamu…” (QS. Al-An’am : 93).

Allah berfirman:
                        
“…sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata,“apakah telah difirmankan oleh Rabbmu?” mereka menjawab,“(perkataan) yang benar”, dan Dialah yang Maha tinggi lagi Maha besar.” (QS. Saba’: 23).
Allah berfirman tentang penduduk surga:
                       
“…Malaikat-Malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan), “salamun alaikum bima shabartum (salam sejahtera kepadamu dengan kesabaranmu). “Maka alangkah baiknya tempat kesudahan  itu.” (QS. Ar-Ra’d: 23-24).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah t, bahwa Nabi Muhammad r bersabda:
(( إِذَا أَحَبَّ اللهُ الْعَبْدَ نَادَى جِبْرِيْلُ أَنَّ اللهَ يُحِبُّ فُلاَنًا فَأَحَبَّهُ، فَيُحِبُّهُ جِبْرِيْلُ، فَيُنَادِيْ جِبْرِيْلُ أَهْلَ السَّمَاءِ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ فُلاَنًا فَأَحِبُّوْهُ، فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ، ثُمَّ يُوْضَعُ لَهُ الْقَبُوْلُ فِيْ الْأَرْضِ))
“Apabila Allah mencintai seorang hamba-Nya, ia memberitahu Jibril bahwa Allah I mencintai fulan, dan menyuruh Jibril untuk mencintainya, maka Jibrilpun mencintainya. Jibril lalu memberitahu para penghuni langit bahwa Allah I mencintai fulan dan menyuruh mereka untuk mencintainya maka penghuni langitpun mencintainya, kemudian para penghuni bumi mencintainya.” (HR.  Bukhari).
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah t, Nabi r bersabda:
(( إِذَا كَانَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ كَانَ عَلىَ كُلِّ بَابٍ مِنْ أَبْوَابِ الْمَسْجِدِ مَلاَئِكَةٌ يَكْتُبُوْنَ الْأَوَّلَ فَالْأَوَّلَ فَإِذَا جَلَسَ الْإِمَامُ طَوَوْا الصُّحُفَ وَجَاؤُوْا يَسْتَمِعُوْنَ الذِّكْرَ ))
“Di setiap hari jum’at pada setiap pintu masjid ada para Malaikat yang mencatat satu demi satu orang yang datang. Bila imam sudah berada (di atas mimbar) mereka menutup buku  catantanya dan masuk ke dalam untuk mendengarkan zdikir (khutbah).”
Dari nash-nash di atas tampak jelas bahwa para Malaikat itu benar-benar ada, bukan sekedar kekuatan maknawi yang terpendam dalam diri manusia seperti dugaan kelompok sesat tersebut. Keyakinan ini telah disepakati oleh umat Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar